ASI dan Althaf Yang Kurus
" Kenaapa niich.." sapa dokter itu ketika saya dan Althaf memasuki ruangan prakteknya. Sambil membaca data riwayat pasien sesekali dokter itu melihat Althaf, melihat lagi data yang kurang lebih berisi informasi berat badan, tinggi, lingkar kepala dan masalahnya. Lalu melanjutkan diagnosanya.. Kalo saya liat anaknya koq ngga ada masalah ya.. Dia aktif nich, gak lemes.. Hmmm saya mulai tambah yakin Althaf ngga kenapa kenapa..
Bu dokter melanjutkan " yok naik tempat tidur dulu, Althaf yang memang ngga bisa diam saat itu menurut, ditidurkannya anakku dan diuukurnya tinggi badan dengan membuat coretan kecil yang dibatasi buku. " mengukur seperti ini lebih valid ya..bisa dilakukan sendiri sewaktu2.." aku mengangguk. Akun turunkan dia yang mulai ingin tau ini itu yang ada diruangan. Lalu bu dokter kembali ke mejanya dan menuliskan coretan hitungan pembagian, perkalian yang aku kurang memahami. Ternyata perhitungan penambahan jumlah makanan yang harus Althaf makan 3 kali sehari plus snack.. " tinggi nya normal, berat nya aja kalo mau body nya tampak oke emang harus ditambah 1,5 kilo..jadi makan nasi nya harus ditambah" bijak sekali bu dokter itu..kalo mau body nya tampak oke..maksud beliau nggak tampak kurus.. " masih mimik ASI kan..? Ini yang kutunggu, dengan mantab aku menjawab " maasih dok..!" oh, bagus.. " makannya gimana? " mau dok, semua mau tapi ngga banyak.." hmm..gak masalah, Teruskan ASI nya ya.."dalam hati aku berharap cemas bu dokter ini tidak merekomendasikan susu formula. Dan ternyata beliau hanya merekomendasikan vitamin..fiuhhh aku legaa..Mulai lah kami lanjut berdiskusi sedikit bla..bla bla..dan aku pulang dengan... Bertambah keyakinan, anakku SEHAT.. Alhamdulillah dalam hati aku bersyukur..Ya, itu sekelumit pengalamanku beberapa waktu lalu. Hampir 1,5 tahun setelah kelahiran Althaf akhirnya aku pergi juga ke Dsa ( Dkter Spesialis anak). Bukan untuk minta obat karena ia sakit, tapi hanya ingin menjawab( meyakinkan) lagi keresahanaku karena anakku......tidak gemuk. Aku dan suamiku yang terkadang lebih percaya diri daripada aku bertahan dengan segala macam data dan keyakinan bahwa ASI lebih sehat dan menyehatkan, dan ASI juga tidak pernah menjanjikan gemuk. Tetapi cukup satu kata Sehat. Sehat dari segala sisi pertumbuhan dan perkembangannya.
Anakku memang tidak gemuk seperti yang diidamkan para orang tua dan orang tuanya( baca- kakek dan nenek) dan setelah diatas satu tahun ASI ku pun tak melimpah lagi. Namun hanya itu yang kumiliki. Sesedikit apapun ASI tetaplah ASI yang jauh lebih menyamankanku dalam membesarkan Althaf. Saya merasa tak begitu berhak untuk menuliskan kandungan nutrisi dan gizi yang ada didalamnya karena saya bukan ahli gizi namun saya belajar banyak hal untuk terus menguatkan keyakinan ku atas karunia Sang Pencipta ini. Ditengah besarnya tantangan yang dilihat dari kacamata medik dan sosial bahwa badan anakku tidak mengejar grafik berat badan normal, atau kacamata linkungan yang tak pernah bilang anakku anak sehat ( gemuk) " iiiih...sehat sekali badannya" yang artinya " iiiiih gemuk sekali badannya". Namun aku tetap percaya hingga hari ini bahwa anakku jarang sakit karena aku berikan ASI full tanpa " dibantu" susu, yang berpengaruh terhadap imunitasnya.
Terkadang aku merasa terlalu ekstrem, dan aku sempat khawatir dinilai seperti itu. Aku dan suami tidak menyebut diri anti terhadap sufor, Kami hanya berfikir sederhana.. Jika sudah ada kwalitas yang terbaik mengapa harus mencari yang lain,pun didapat dengan sangat gampang.. Tapi, ternyata saat ini analogi itu sudah terbalik.memberi ASI benar benar layaknya mencari barang langka. Dengan tidak memberikannya sepertinya life is more simple,tidak ribet,tidak butuh kesabaran..Itulah ASI yang didalamnya bukan sekedar Air Susu Ibu, namun didalamnyalah sebuah keyakinan, konsistensi dan kesabaran yang sangat mahal..
Menyempurnakan itu memang kerja berat..
Yang pertama aku fahami sejak sebelum aku mengandung bahwa ASI adalah sehat. Sehat adalah lebih baik. Itu pemahaman sederhana yang masih awam sebagai calon ibu dan kurasa semua wanita mengetahui bahwa salah satu fungsi anatomi tubuhnya adalah untuk memberi makan pada anaknya yaitu menyusui. Jika tidak kenapa Allah SWT mencantumkannya dalan QS al baqarah : 233) " dan ibu ibu hendaklah menyusui anaknya selama dua tahun Penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna..
Sangat jelas bukan "saran" Allah SWT tersebut.. Memang tak ada dosa bagi yang tak menyusui bayi bayi mereka, tapi, diawal Allah telah menyampaikan sempurnakan lah hingga usia 2 tahun penuh.Subhanallah jelas sekali akan ada banyak hikmah jika kita menerapkannya. Dewasa ini berbagai macam riset seolah berlomba lomba untuk menguak hikmah diberikannya ASI dari mulai kolostreum, Hingga muncul IMD ( inisiasi Menyusu Dini) sampai riset tentang mengapa harus memberikannya hingga 2 tahun. Terkadang saya merasa geli dan lucu kalau WHO menyarankan menyusui setidaknya dituntaskan hingga dua tahun padahal didalam Al Qur'an sudah jelas anjuran itu..
Namun, semua adalah pilihan pilihan dan pilihan, maka tetapkan lah segala pilihan adalah pilihan yang benar benar tepat,so itu kesimpulan berfikir saya berkata. Daan setiap pilihan memiliki konsekuensi.. Saya tidak ingin membicarakan output lagi, yaitu si anak. Karena sudah saya intro kan cerita althaf yang pergi ke Dsa diawal, takutnya saya jatuh ujub dan terlalu membanggakan output ke ASI an saya. Bagi saya sehat nya althaf itu lebih dari cukup, dan ini hanya sarana saya bersyukur dan berbagi saja..
Menyusui bagi saya adalah idealisme dan jalan bagi saya memanfaatkan fasilitas dari Allah SWT secara langsung. Selain itu menyusu atau ASI adalah hak anak. Saya sempat sedih ketika mendengar salah satu cerita sahabat saya yang tidak bisa memberikan ASI untuk anaknya karena secara alamiah tubuh si bayi tidak mampu menerima ASI nya karena bilirubin bayi menjadi berlebihan ( kuning ) setelah minum ASI, lalu dokter meminta untuk men stop ASI nya, saat tidak diminumkan keadaan bayi nya mulai membaik. Pilu pasti rasanya sahabat saya itu mengakui, idealitas seorang ibu dan harapannya terhadap ASI terkubur.. Dan ia hanya bisa memberikan susu sebagai asupan bayinya. 1 dari 1000 bayi mengalami demikian. Dan itu bukan genetik. Namun Allah maha adil anak itu tumbuh menjadi balita yg sehat..namun..Mungkin saya tidak akan menulis tulisan ini jika hal itu terjadi pada saya atau anda.. Maka Selagi Allah masih mengkaruniakan nya kepada kita apalagi yang masih mau kita ragukan dan pikir pikir.., capek? Bekerja? Ngga praktis? Sampai khawatir bayinya kurus kalo cuma minum ASI? ASI sedikit? Ahhhh...semua itu ada solusinya, yang tidak akan pernah ada jika keyakinan menyusui itu lemah bahkan tidak ada.. Menyusui tidak hanya menyehatkan dan mencerdaskan bayinya saja, menyusui akan menyehatkan pikiran ibu, menjadikan seorang ibu optimis dan cerdas membuat alternatif alternatif penyusuan..
Seperti cerita tentang kawan saya yang sangat meng inspirasi..seorang working mom, memompa ASI nya tanpa henti, dan selalu bawa oleh2 ASI dari kantor.menyimpan dalam freezer nya bak harta karun emas. Saya juga teringat istri dari artis dan presenter Irfan Hakim yg mau naik haji padahal kedua putri kembarnya masih 3 bulan, menjamin kedua putri kembar nya tetap minum ASI saat ia di tanah suci dengan mengepull ASI di freezer 12 rak! Salut! Sedangkan saya?? Jujur ASI saya tak sebanyak mereka..hehe..tapi keyakinan dan ke stupborn( keras kepala) an saya bisa diadu.. Sekali lagi ASI tetaplah ASI sesedikit apapun ia sempurna..
***
Penulis: Zameera Bibie
( Jelang Weaning with love, Penyapihan dengan cinta) : kudedikasikan
untuk anak ASI ku Muhammad Althaf, suamiku yang selalu mendukung penuh
dan teman temanku ASI feeder yang menginspirasi )
12/12/2012
12/12/2012
Bunda, ijin share ke fb aku yaaa...
BalasHapusThanks artikelnya....ternyata aku gak sendirian ngalamin bayi ASI kurus :)
silahkan :)
HapusSama denganku...
BalasHapusDedeku Zahra jg lurus, 2 bulan cm 4 kg,pdhl katanya hrs 4,9 ideal ny
Anak saya juga bu .kurus .setelah membaca artikel ibu.aku menjadi semangat dan tidak putus asa untuk menyusui sampai 2 tahun walaupun aku sibuk sebagai wanita karir.thanks so much
BalasHapusMasya allah sangat inspiratif tulisannya mba. Bayi sy juga kurus, skrang usia 3m 15d cuma 4.7, padahal asi ex. Tadinya sudh brpkir mau kasih sufor krna tekanan ibu&mertua, tapi membaca tulisan mba sy bertekad ngasih asi ex buat bayi sy
BalasHapusJd inspirasi bgt bwt aku. Putra ku mau 2 bln ASI Ex tp ga gemuk, bnyk yg nanya "brp hari anak nya ?" Pdahal udh mw 2 bln, sedih dnger nya. Bb 2 mnggu lalu hanya 3,2 smpet trpikir sufor, tp stelah baca ini, Inshallah aku mw brusaha trus ngasih ASI. Makasih ya...trnyata aku ga sendiri :)
BalasHapusMenginspirasi sekali. Makasih mom, salam kenal dari saya
BalasHapusUps hampir saja saya mau beli sufor karena saya mengganggap asi saya yg kurang bagus dan harus di cek ke laborat..setelah membaca tulisan ini pikiran saya berubah..asi is the best dengan segala kelebihan yang telah Allah siapkan bagi hambanya..Insyallah saya akan memberikan yang terbaik bagi anak saya.
BalasHapusMksih mbak, sangat menginspirasiku. Bayiku 2 bulan beratnya cm 3,7kg...sempet putus asa bayiku gak bisa imunisasi krn berat badan kurang harus nunggu cukup dulu. Yg penting bayiku sehat dan aktif. Aku yakin ASI pemberian Allah yg is the best.
BalasHapusmakasih mba artikelnya
BalasHapusinspiring banget
ternyata bukan cm anakku yg kurus
skrg udah 11bln, dan BBnya baru 8kg
tpi anakku masih asix dan aktif banget
izin share yagh bundanya altaf
BalasHapusizin share yagh bundanya altaf
BalasHapus